"Kalau melihat kondisi geografis yang berupa kepulauan, seharusnya Indonesia memiliki perusahaan pelayaran negara yang dapat diandalkan," jelas Koordinator Forum Transportasi Laut – Masyarakat Transportasi, Ajiph Razifwan Anwar dalam penjelasannya seperti dikutip detikFinance, Minggu (16/9/2012).
Ajiph mengaku prihatin dengan kondisi PT Djakarta Lloyd yang berada diambang kehancuran akibat salah urus manajemen terdahulu. Sehingga ke depan BUMN ini harus segera melakukan banyak perubahan.
"Perubahan radikal dapat dilakukan melalui pembenahan organisasi dan manajemen oleh direksi baru, serta BUMN ini harus fokus kepada bisnisnya," ujar Ajiph.
Dijelaskan Ajiph, Indonesia tidak boleh bergantung kepada perusahaan pelayaran asing dan swasta semata. Sebab, harus ada BUMN yang siap memberikan pelayanan apabila terjadi gejolak pada perekonomian.
"Kita bisa belajar dari MSI yang merupakan perusahaan pelayaran milik Malaysia, yang secara cepat beralih dan semula masuk ke bisnis peti kemas. Djakarta Llyod harus didukung dan diselamatkan," ujarnya.
Ajiph memberi masukan agar Djakarta Lloyd masuk ke bisnis angkutan curah seperti minyak mentah, bahan bakar, kelapa sawit, bahan kimia cair, dan batubara yang memiliki prospek bagus.
Saat ini, manajemen baru Djakarta Lloyd telah mendapat kepercayaan dari PLN untuk mengirim batubara ke sejumlah PLTU. Bahkan, karena kerjanya dinilai baik seperti pengiriman tepat waktu bahkan lebih cepat setiap bulannya, PLN akan memberikan kontrak baru ke Djakarta Lloyd pada tahun 2013.
(dru/nia)
Anda sedang membaca artikel tentang
Berada di 'Ujung Tanduk', Djakarta Lloyd Harus Diselamatkan
Dengan url
http://insomniaandtheproblem.blogspot.com/2012/09/berada-di-ujung-tanduk-djakarta-lloyd_16.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Berada di 'Ujung Tanduk', Djakarta Lloyd Harus Diselamatkan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Berada di 'Ujung Tanduk', Djakarta Lloyd Harus Diselamatkan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment