"Ada banyak investor Malaysia yang ingin memiliki, tapi kan sudah habis. Kalau mau beli dari rakyat, rakyat pun nggak mau. Kita juga dorong rakyat agar punya kebun mandiri," ungkap Bupati Sanggau, Setiman H Sudin kepada detikFinance di Sanggau, Kalbar, Rabu (19/9/12).
Ia mengatakan, kehidupan petani atau rakyat yang memiliki lahan sawit di Sanggau sudah terbilang sangat sejahtera. Menurutnya, indikator kesejahteraan petani sawit di daerah ini dilihat dari kepemilikan kendaraan bermotor.
"Rakyat Sanggau kaya-kaya, tingkat kemiskinan kita itu 4,5%. Tidak ada di Sanggau ini yang rumah tidak punya motor. Paling tidak 2 dari 3, dan punya mobil, bahkan punya mobil sewa tadi. Sewa untuk angkut Crude Palm Oil (CPO)," katanya.
Saat ini, lanjutnya, Sanggau memiliki 200 ribu hektar lahan sawit ditambah dengan 14 pabrik pengolahan sawit. Ia mengakui, Sanggau merupakan daerah penghasil sawit terbesar di Kalimantan Barat.
"Produksi CPO kita terbesar dari penghasil CPO Kalbar, yaitu 36%," katanya.
Porsi kepemilikan lahan sawit, menurut Setiman didominasi oleh swasta. Sebagian lainnya dimiliki oleh BUMN, dan rakyat.
"BUMN PTPN kecil, cuma 60 ribu hektar, yang lainnya swasta dan rakyat. Rakyat juga kecil, ada yang plasma dan mandiri. Ada juga milik Malaysia Murni seluas 8 ribu hektar, dan kemarin ada yang dijual ke Pakistan seluas 10-an ribu hektar," pungkasnya.
(zul/hen)
Anda sedang membaca artikel tentang
Sudah Kaya, Petani Sawit Kalbar Tak Mau Jual Kebun Sawit ke Malaysia
Dengan url
http://insomniaandtheproblem.blogspot.com/2012/09/sudah-kaya-petani-sawit-kalbar-tak-mau.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Sudah Kaya, Petani Sawit Kalbar Tak Mau Jual Kebun Sawit ke Malaysia
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Sudah Kaya, Petani Sawit Kalbar Tak Mau Jual Kebun Sawit ke Malaysia
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment