Copyright By www.insomniaandtheproblem.blogspot.com. Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Berbadan Kurus Sulit Tidur

Written By Unknown on Friday, March 2, 2012 | 12:29 AM

Kemungkinan seseorang terkena penyakit Alzheimer akan meningkat seiring meningkatnya usia. Penyakit yang ditandai dengan kehilangan memori secara bertahap ini sangat jarang menyerang orang muda.

Beberapa teori mengaitkan penyakit ini dengan kelebihan berat badan di usia pertengahan. Namun riset terbaru menunjukkan penanda biologis penyakit Alzheimer rupanya lebih umum ditemukan pada orang yang kurus ketimbang mereka yang gemuk.

Dalam temuannya, peneliti dari University of Kansas School of Medicine telah memeriksa 506 orang sehat menggunakan teknik pencitraan otak dan tes cairan serebrospinal untuk melihat penanda penyakit Alzheimer Berbadan Kurus Sulit Tidur

Peneliti menemukan, 85 persen orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) di bawah 25 memiliki tanda berupa plak di otak - yang merupakan ciri khas dari penyakit Alzheimer. Sementara itu, hanya 48 persen saja dari mereka dengan kelebihan berat badan memiliki tanda-tanda yang serupa.

"Hal ini mungkin disebabkan karena ada kerusakan di daerah otak (hipotalamus) yang berperan dalam mengatur metabolisme energi dan asupan makanan," kata peneliti dan direktur dari University of Kansas Alzheimer Disease Center, Dr Jeffrey Burns, dalam pernyataan tertulisnya.

"Perlu penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki apakah hubungan ini menunjukkan respon tubuh terhadap penyakit yang belum diakui atau kecenderungan mengembangkan penyakit ini," katanya.

Disisi lain, Dr Richard Lipton, seorang ahli saraf dari Montefiore Medical Center di New York City mengungkapkan, meskipun manifestasi penyakit Alzheimer sangat jelas terlihat di otak, penyakit ini juga memiliki sejumlah efek pada tubuh.

"Otak mengatur rasa lapar, kenyang dan aliran darah ke berbagai organ tubuh. Sehingga tidak mengherankan jika penyakit pada otak memiliki dampak luas pada berbagai aspek dari fungsi tubuh," katanya.
12:29 AM | 0 komentar | Read More

Sering Sulit tidur

Susah tidur bukan hanya membuat seseorang sering merasa cepat lelah. Suatu studi baru mengungkapkan, kualitas tidur yang buruk juga bisa menjadi pertanda risiko mengalami kepikunan di masa tua.

Penelitian terbaru di Amerika Serikat menemukan, buruknya kualitas pada malam hari berkaitan dengan gejala praklinis Alzheimer. Ilmuwan dari Washington University School of Medicine di St. Louis mempelajari pola tidur 100 orang yang berusia 45 dan 80. Relawan yang dilibatkan dalam riset ini tidak mengalami kepikunan, tapi setengah dari mereka merupakan turunan pengidap Alzheimer.

Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang kerap terjaga lima kali setiap jam cenderung menunjukkan penumpukan plak amiloid pada otaknya, dibandingkan mereka yang tidurnya tidak banyak mengalami gangguan.

Plak protein amiloid adalah salah satu penanda awal Alzheimer, salah satu jenis penyakit kepikunan yang dapat merenggut kemampuan seseorang dalam berpikir, mengingat dan melakukan tugas-tugas sederhana. Tanda-tanda kemunculan plak kini dapat terdeteksi melalui alat scan otak dan pemeriksaan cairan tulang belakang. Hadirnya plak amiloid dapat terlihat beberapa tahun sebelum pasien menunjukkan gejala Alzheimer.

"Awalnya kami hanya memperhitungkan durasi, tetapi tampaknya kualitas tidur lebih penting dalam hubungan ini. Kami awalnya tidak tahu kalau Alzheimer tahap awal dapat menyebabkan buruknya kualitas atau sebaliknya. Kemungkinan ada perubahan yang terjadi pada aktivitas otak selama tidur yang menyebabkan cairan amiloid menurun sepanjang malam. Tetapi kami akan meneliti temuan ini lebih mendalam," ungkap Dr Yo-El Ju, asisten profesor neurologi dari Washington University School of Medicine di St. Louis

Dalam risetnya, Yo-El Ju yang juga anggota American Academy of Neurology, memasang peralatan bernama actigraph untuk mengukur tidur para relawan selama dua pekan. Peneliti juga mengukur kadar amiloid beta-42 dalam cairan tulang belakang relawan dan memantau peningkatan Pittsburgh compound B (PiB) selama pemeriksaan melalui alat tomografi.

Hasilnya, 25 persen relawan menunjukan gejala praklinis Alzheimer, yakni hadirnya plak amiloid. Penelitian itu menemukan bahwa orang yang terbangun lebih dari lima kali setiap jam punya kemungkinan lebih besar memiliki plak amiloid. Mereka yang tidurnya "tidak efisien" juga cenderung memiliki plak amiloid ketimbang yang tidurnya lebih efisien. Tidak efisien di sini artinya, waktu terlelap dibagi dengan waktu di tempat tidur nilainya kurang dari 85 persen.

Penelitian ini sedianya akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke-64 American Academy of Neurology bulan April mendatang.
12:25 AM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger